Blogger Widgets

Selasa, 25 November 2014

Mushaf madinah

MUSHAF MADINAH

http://pustaka-muslim.com/wp-content/uploads/2012/07/gambar-mushaf.gif




Sekarang ini banyak beredar Mushaf cetakan Timur Tengah (selanjutnya disebut Mushaf Madinah). Karena cetakannya bagus dan tulisannya terang, banyak kaum muslimin yang tertarik untuk menggunakannya, namun disisi lain banyak kaum muslimin Indonesia yang belum mengenal tanda baca yang dipakai pada Mushaf ini sehingga mereka sering mengalami kesulitan bahkan salah dalam membacanya.
Tidak sebagaimana Mushaf Qur’an gaya tulisan Asia Tenggara, Mushaf Madinah walaupun sama- sama berdasar QIRO’AT IMAM ASHIM ALA RIWAYATI HAFSH BITHORIQOTI ASYATIHIBIYYAH, ia memiliki tanda- tanda baca dan penulisan khusus yang tidak biasa dipakai dalam Mushaf Indonesia/ Asia Tenggara, sehingga bagi pemula dan bagi mereka yang kurang memahami bahasa Arab, sering terjadi kesalahan baca yang kadang- kadang berakibat menjadi berubah makna kandungannya, dan ini tentu saja tidak boleh terjadi.
Maka atas dasar keprihatinan tersebut, atas karunia dan seizin Allah semata, penulis berusaha akan menjelaskannya kepada para pembaca dan pencinta Ilmu Al- Qur’an, mudah- mudahan dengan asbab tulisan yang kami buat ringkas ini dapat bermanfaat bagi segenap kaum muslimin muslimat dan bagi siapapun yang membaca dan mempelajarinya dan insya Allah Biaunillah akan menjadi amal jariyah bagi penulis sepanjang masa. Amin,
Maka inilah beberapa tanda baca dan tulisan khusus yang dipergunakan pada Mushaf Madinah, penulis paparkan kan berdasarkan Al- Mushaf Al- Muyassar karya As- Syaikh Abdul Jalil Isa dan berdasarkan kitab- kitab n yang lain seperti kitab Al- Muqni’u Fi Rosmi Masohifil Amshor oleh Imam Abu Amr Ad- Dani,dll :
بسم الله الرجمن الرحيم
اللهم صل على سيدنا مجمد وعلى ال سيدنا محمد

I. TANDA MAD/ GHOIRU MAD.


1.     Mad Badal dituliskan dengan menggunakan Hamzah + Alif ( ءا ) sebagai pengganti alif dengan tanda Fatkhah panjang ( اٰ ). Seperti:

ءَادَمَ = اٰدَمَ - ءَامَنُواْ = اٰمَنُوْا - ءَازَرَ = اٰزَرَ

2.     .Bila Hamzah berada DITENGAH Lam Alif ( لأ ), maka Hamzah harus dibaca panjang sebagai Mad Badal, beda dengan Hamzah DIUJUNG Lam Alif ( لا ), seperti:

لَأَيَاتٍ = لاٰ يَاتٍ - لَأَيَةً = لَاٰيَةً

3.     .Sedangkan pada kalimat- kalimat dibawah ini dimana Hamzah ditulis DIUJUNG Lam Alif, maka Hamzah dibaca pendek, kecuali bila setelahnya ada Wawu dan hamzahnya berharokat dhommah, seperti:

لَا َٔوْضَعُوا - لَا َٔعَدُّوا - لَأَرَيْنَكُمْ - لَأَرْجُمَنَّكُمْ

4.     .Tanda Alif kecil ( ا ), Ya’ kecil ( ) dan Wawu kecil (و ) TANPA SYAKAL adalah tanda mad, harus dibaca panjang. Seperti:

ذَٰلِكَ = ذَالِكَ - يَلْوُونَ = يَلْوُوْنَ - إِﮮلَٰفِهِمْ = اِيْلَافِهِمْ

5.     Begitu juga bila Wawu kecil atau Ya’ kecil itu jatuh setelah Ha’ Dhomir, maka Ha’ nya dibaca panjang sebagai Mad Shilah. Seperti:

لَهُ و = لَهبِهِﮮ = بِهٖ

Hati- hati saat Waqof
(لَهُ و ) diwaqof =”Lah”. Bukan “Lahu”
(بِهِﮮ ) diwaqof =”Bih”. Bukan “Bihi”

6.     Bila ada Wawu diatasnya ada Alif berdiri dan sebelumnya ada huruf berharakat Fatkhah, maka Wawunya dianggap tidak ada dan dianggap sebagai Alif (Mad). Seperti:
ٱلصَّلَوٰةَ = الصَّلَاةَ - ٱلزَّكَوٰة = الزَّكَاَةَ - ٱلحَيَوٰةَ = الحَيَاةَ -
ٱلرِّبَوٰ = الرِّبَا

7.     Huruf Ya’ ( ى ) tak bertitik bila diatasnya ada tanda alif kecil, maka Ya’ nya dianggap tidak ada dan dibaca sebagai Alif (Mad). Seperti:
هَدىنِ = هَدَانِ - التَّوْرَىٰةَ = التَّوْرَاةَ - أَرَىٰكَ = اَرَاكَ 

8.     Bila ada huruf Ya’ ( ى ) tak bertitik dan tak berharokat di AKHIR KALIMAT, maka berarti ia adalah Ya’ sukun sebagai tanda Mad. Seperti:

ٱلَّذِى = الَّذِيْ - يُوحِى = يُوْحِيْ - رَبِّى = رَبِّيْ


9.     Namun bila DIBAWAH Ya’ ada Hamzah, maka Hamzah dibaca pendek, Ya’ bukan tanda Mad!... Seperti pada QS 10/15 dan QS 51/42:
تِلْقَآئِ نَفْسِى = تِلْقَآءِ نَفْسِيْ ( 10\15)

وَرَآئِ حِجَابٍ = وَرَءِ حِجَابٍ ( 42\51)

10.                        Bandingkan dengan tulisan dan tanda dibawah ini dimana Hamzah juga dibaca pendek:
مِن نَّبَإْ ى = مِنْ نَبَإِ (34/72) - لِشَاْىءٍ = لِشَيْءٍ (23/18)- وَمَلَإىْهِ = وَمَلَئِهِ (7/43)- 

أَفَإِ ىْنْ = أَفَ ئِنْ (3/144 + 21/34

11.                        Tanda bulat kecil ( ° ) diatas sebuah huruf, berarti huruf tersebut dianggap tidak ada dan tidak usah dibaca. Awas hati- hati kabalikan dalam Qur’an Indonesia yang kadang dipakai sebagai tanda sukun. Seperti:
أُوْلٰئِكَ - أُوْلِى أَجْنِحَةٍ - أُوْلُوأ الْعِلْمِ - وَأُٔوْلٰتُ ٱلأَحْمَالِ -

يَتْلُواْ صُحُفاً - مِن نَّبَإِىْ الْمُرْسَلِيْنَ - ءامنواْ - بَنَيْناَ بأييْد 

Hati- hati, Wawu tak berharokat justru sebagai tanda Mad!!!
Seperti:
أُولَٰهُمْ لِأُخْرَاهُمْ (7/39)- (لَفِى الصُّحُفِ الْأُولَٰىٰ (87/19

Penting: - Pada lafadh Tsamuuda bila di Waqof, “Dal” nya disukun, menjadi Mad Aridh Lissukun...Tsamuuud.(Bila washol, DA dibaca pendek)

ثَمُوْداْ - ثَمُودَ - ثَمُودْ۞ 

12.                        Tanda BULAT PANJANG kecil ( ) diatas Alif menunjukkan bahwa pada SAAT WASHOL DIBACA PENDEK – SAAT WAQOF DIBACA PANJANG. Seperti :
أناْ - لكنا ْ - الظنونا ْ - السبيلا ْ - الرسولاْ-
قَوَارِيْرَاْ (الإنسان ١٥)
Catatan:

- Khusus pada Surat Al- Insan ayat 16, bila diwaqof DISUKUN:

قَوَارِيْرَا ْ قَوَارِيرْ۞ (الإنسان 15)

- Khusus pada Surat Al- Insan ayat 4 bila diwaqof BOLEH DISUKUN atau DIBACA PANJANG SATU ALIF, yakni:

سَلاَسِلَا ْ - سَلَاسِلاَ ۞ \ سَلاَسِلْ۞

13.                        Pada contoh dibawah ini Wawu dibaca pendek, bila terpaksa Waqof, Wawu disukun menjadi Mad Aridh Lissukun:
لِتَتْلُوَاْ - لِيَرْبُوَاْ - لِيَبْلُوَاْ - وَنَبْلُوَاْ - لَنْ نَدْعُوَاْ

14.                        Hamzah diatas Wawu + Alif bertanda bulat kecil, maka Wawu dan Alifnya tidak dibaca, seperti:
ٱلعُلَمَاؤُاْ = العُلَمَاءُ - أَنبَاؤُاْ = اَنْبَاءُ - ٱلضُّعَفَاؤُاْ = الضُّعَفَاءُ

شُرَكَآؤُاْ = شُرَكَاءُ - يَتَفَيَّؤُاْ = يَتَفَيَّأُ - يُنَشَّؤُاْ = يُنَشَّأُ

II. IDGHOM KAMIL/ NAQIS.
Dalam Mushaf Madinah dikenal Idghom Kamil (Lebur Sempurna) dan Idghom Naqis (Lebur Tak Sempurna) baik untuk Idghom Mutaqorribain/ Mutajannisain/ Idghom Bighunnah/ Idghom Mimy, dsb. Berikut penjelasannya.

15.                        Huruf TAK BERHARAKAT APAPUN disusul dengan huruf bertasydid menunjukkan bahwa huruf yang pertama “lebur” secara sempurna (Idghom Kamil), seperti:

- أُجِيْبَت دَّعْوَتُكُمَا - يَلْهَث ذّالِكَ - وَقَالَت طَّائِفَةٌ - وَمَن يَّكْرَههُّن

- اركب معنا 

16.                        Huruf TAK BERHARAKAT APAPUN disusul dengan huruf tak bertasydid menunjukkan bahwa huruf yang pertama:

a. “Lebur” secara tidak sempurna (Idghom Naqis) kedalam huruf berikutnya. Seperti:

فَرَّطتُمْ - بَسَطتَ - أَلَمْ نَخْلُقكُمْ
مَن يَقُولُ - مِن وَالٍ

b.”Samar” atau Ikhfa’ bila huruf yang tak berharokat itu ADALAH huruf NUN tatkala bertemu dengan huruf lima belas, atau huruf MIM ketika ketemu BA’. Lihat keterangan tentang Ikhfa’, baik Ikhfa’ Haqiqy atau Ikhfa’ Syafawi, seperti:
مِن تَحْتِهَا - مِن ثَمَرَةٍ - إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ


17.                        Meletakkan huruf MIM kecil didepan harokat Fatkhah, Dhommah atau Kasroh nya huruf NUN menunjukkan bahwa huruf NUN itu “berubah”/ Iqlab seperti membaca huruf MIM yang tersamar disertai dengung. Lihat kembali pelajaran IQLAB.
Contoh pada QS 98/4 - QS 13/43 - 68/13:

شهيدا بينى ( 97\4) - من بعد ما جاءتهم 13\43) - عتل بعد ذالك زنيم ( 68\13)


18.                        Penulisan dua harokat GANDA Dhommatain- Fatkhtain- Kasrotain , menunjukkan TANWIN yang dibaca Idhar (jelas). Ingat kembali pelajaran Idhar.
سَمِيْع̋ عَلِيْمٌ - وَلاَ شَرَابا ًإِلَّا - قَوْمٍ هَاد

19.                        Penyusunan harokat ganda tersebut diatas bila diikuti huruf yang bertasydid, menunjukkan terjadinya Idghom Kamil. Ingat pelajaran tentang hukum Nun Mati dan Tanwin.
خُشُب̋ مُّسَنَّدَةٌ - غَفُوراً رَّحِيماً - وُجُوه̋ يَّوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ

20.                        Meletakkan tanda potongan kepala huruf kha'tanpa titik diatas huruf NUN (dalam makalah ini ditulis pakai bulatan kecil kerana kesulitan teknis) - menunjukkan bahwa huruf NUN tersebut harus dibaca Idhar (jelas). Ingat pelajaran Idhar.
مِن خَيْرٍ - وَيَنؤَ ن عَنْهُ - مَنْ ءَامَنَ
قَدْ سَمِعَ - أَوَعَظْتَ - وَخُضْتُمْ

III. TANDA- TANDA KHUSUS

21.                        Bila ada tanda huruf Nun ( ) kecil, berarti harus dibaca disana ada Nun Sukun. Satu- satunya pada Qur'an Surat 21/88, Seperti:
Lihat tulisan aslinya dalam Mushaf Madinah tanpa huruf Nun yang kedua       

22.                        Bila ada Ya’ kecil diatas Ya’, berarti sesungguhnya ada dobel Ya’ (Ya’ ganda), seperti pada QS 3/20 - QS 5/111 - QS 7/196:
- وَالْأُمِّيِّيْن - الحَوَارِيِّيْنَ - - وَلِيِّيَ 
Lihat tulisan aslinya di mushaf madinah pada ayat- ayat tersebut diatas.. 

23.                        .Bacaan TASHIL ditandai juga dengan BULATAN KECIL diatas Hamzah. Tashil artinya meringankan bacaan Hamzah ke II. Ikuti bacaan guru. Lihat pada Qur'an Surat 41/44:

24.                        Bacaan IMALAH ditandai dengan BELAH KETUPAT KECIL. Imalah artinya mencondongkan harokat Fatkhah ke 2/3 KASROH. Ikuti bacaan guru. Seperti pada Qur'an Surat 11/41:

25.                        Huruf SHOD bertanda SIN diatasnya, maka huruf tersebut harus dibaca SIN. Seperti pada Surat 2/245

والله يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَاِلَيْهِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar